Defisit Dokter di Kaltim: Andi Satya Desak Pemerintah Atasi Ketimpangan Layanan Kesehatan

Anggota DPRD Kaltim,Andi Satya Adi Saputra.

SAMARINDA.nusantaranews.info–Kekurangan tenaga medis di Kalimantan Timur (Kaltim) semakin menjadi perhatian serius, mengingat provinsi dengan hampir 4 juta jiwa ini masih menghadapi defisit besar dalam hal jumlah dokter. Anggota DPRD Kaltim sekaligus seorang dokter, Andi Satya Adi Saputra, mengungkapkan bahwa kekurangan tenaga medis di wilayah ini menjadi tantangan besar di masa depan, terutama dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang terus berkembang.

Menurut Andi Satya, Kaltim hanya memiliki sekitar 2.000 dokter, angka yang jauh dari angka ideal yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menyarankan rasio satu dokter untuk setiap 1.000 penduduk, yang berarti Kaltim seharusnya memiliki lebih dari 4.000 dokter.

“Saat ini, kita kekurangan hampir 50 persen dari jumlah dokter yang diperlukan. Ini sangat berpengaruh pada kualitas layanan kesehatan,” ujar Andi Satya, Selasa (19/11/24).

Baca Juga  Perusahaan Nikel Di Pendingin Diresmikan, Seno Aji : Pastikan Keterlibatan Tenaga Kerja Lokal 60 Persen

Masalah ini semakin kompleks dengan ketimpangan distribusi tenaga medis. Andi Satya menjelaskan bahwa sekitar 80 persen dari total 2.000 dokter di Kaltim terkonsentrasi di tiga kota besar, yakni Samarinda, Balikpapan, dan Bontang. Hal ini menyebabkan daerah-daerah lainnya kesulitan untuk mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak.

“Masyarakat di wilayah terpencil sangat kesulitan mendapatkan layanan medis yang memadai karena ketimpangan distribusi dokter,” tambahnya.

Tidak hanya jumlah yang terbatas, Andi Satya juga menyoroti permasalahan terkait dokter spesialis. Dari 2.000 dokter yang ada, sekitar 800 di antaranya adalah spesialis, namun kebanyakan memilih untuk bekerja di kota-kota besar, yang menawarkan fasilitas dan kesejahteraan yang lebih baik.

“Dokter spesialis cenderung bertugas di kota-kota besar karena fasilitas yang lebih lengkap dan jaminan kesejahteraan yang lebih tinggi,” ujarnya.

Baca Juga  Kelanjutan Pansus IP Masih Menunggu Dorongan Dari Semua Fraksi DPRD Kaltim

Namun, Andi Satya juga mengingatkan bahwa ketidaksesuaian ini tidak sepenuhnya bisa disalahkan pada tenaga medis, mengingat kondisi infrastruktur yang buruk dan fasilitas yang terbatas di daerah-daerah terpencil.

“Sangat wajar jika dokter lebih memilih untuk berpraktik di tempat yang lebih nyaman dan aman,” ujarnya.

Solusi, menurut Andi Satya, ada di tangan pemerintah yang harus memperbaiki infrastruktur kesehatan di daerah-daerah terpencil. Peningkatan fasilitas medis dan pemberian jaminan kesejahteraan yang lebih baik bagi tenaga medis di daerah tersebut sangat diperlukan untuk menarik mereka ke wilayah yang kekurangan dokter.

“Pemerintah harus memastikan bahwa fasilitas kesehatan di daerah terpencil cukup memadai agar dokter mau bertugas di sana,” katanya.

Baca Juga  Seno Aji Kunjungi Desa Wisata Budaya Lung Anai Dalam Rangka Serap Aspirasi

Masalah kekurangan dokter ini, menurut Andi Satya, menjadi salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam menjaga kualitas layanan kesehatan di Kaltim, terutama dalam menghadapi pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat.

Penulis: Dt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *