SAMARINDA.nusantaranews.info – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Darlis Pattalongi, menggarisbawahi urgensi pendekatan berkelanjutan dalam menjaga stabilitas di Kaltim. Darlis menyoroti dua isu utama yang perlu perhatian mendalam, yaitu ketimpangan dalam pengelolaan sumber daya alam dan penguatan toleransi antarumat beragama.
Darlis menyebutkan, kebijakan yang tepat dan berakar pada solusi yang adil adalah kunci untuk mengatasi kedua isu tersebut.
“Ketimpangan ini adalah api dalam sekam, menciptakan ketidakpuasan di level akar rumput. Kebijakan saat ini belum sepenuhnya memihak masyarakat lokal,” ujarnya, pada Rabu (13/11/2024).
Menurut Darlis, DPRD Kaltim saat ini tengah menyusun pemetaan mendalam dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna mencari solusi yang menyentuh akar masalah. Ia menegaskan bahwa tanpa pemahaman yang mendetail, kebijakan hanya akan menjadi formalitas.
“Pendekatan yang adil dan merata adalah kunci dalam mencegah konflik di masa depan,” tegasnya.
Di sisi lain, Darlis juga menekankan pentingnya menjaga keberagaman agama untuk membangun keharmonisan sosial di Kaltim, daerah yang dihuni masyarakat dengan latar belakang agama dan suku yang beragam.
“Kita harus pastikan setiap warga merasa aman menjalankan keyakinannya tanpa ancaman. Butuh strategi khusus di sini,” katanya.
Sebagai langkah konkret, DPRD Kaltim berkomitmen mendukung program edukasi yang menanamkan nilai-nilai toleransi kepada generasi muda. Darlis menyatakan bahwa memahami pentingnya keberagaman dan menghormati perbedaan adalah kunci mencegah gesekan yang muncul dari minimnya pengetahuan.
“Kita punya tanggung jawab untuk mendidik anak muda agar tak mudah terseret arus informasi keliru atau propaganda negatif yang dapat mengoyak kerukunan,” jelasnya.
Terakhit Darlis juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan komunitas lokal, untuk bersama-sama memperkuat budaya toleransi di Kaltim.
“Kerja sama semua pihak adalah benteng terbaik kita dalam menangkal potensi konflik akibat kesalahpahaman atau intoleransi. Membangun harmoni adalah proses panjang yang tak bisa dilakukan seorang diri,” tutupnya.