KUKAR.nusantaranews.info – Warga Desa Jawa Baru, Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, menggelar berbagai tradisi unik dalam rangka memperingati bulan Muharam atau tahun baru Islam. Salah satu tradisi yang menarik perhatian adalah acara berebut sayuran berbentuk tumpeng yang diadakan di Balai Pertemuan Umum desa tersebut pada Jumat, 19 Juli 2024.
Acara syukuran bersih desa, atau yang lebih dikenal dengan istilah sedekah bumi, menjadi momen penuh kegembiraan bagi seluruh warga. Tidak hanya sayuran, tetapi juga buah-buahan seperti mangga, nanas, dan jeruk turut disusun rapi dan indah dalam bentuk tumpeng. Kegiatan ini menarik perhatian banyak warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang dengan antusias berebut untuk mendapatkan bagian dari tumpeng tersebut.
Menguatkan Tradisi Lokal dan Kebersamaan
Kepala Desa Loa Kulu Kota, Muhammad Rizali menyatakan bahwa acara ini tidak hanya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah, tetapi juga sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan tradisi lokal.
“Dengan adanya acara ini, Desa Jawa Baru tidak hanya merayakan hasil bumi yang melimpah, tetapi juga memperkuat kebersamaan dan semangat gotong royong antar warga desa,” terangnya.
Kegiatan ini menjadi ajang bagi warga untuk berkumpul, bersosialisasi, dan mempererat tali silaturahmi. Tumpeng sayuran yang disusun rapi dan cantik menjadi pusat perhatian dan simbol kebersamaan warga Desa Jawa Baru.
Dukungan dari Tokoh Penting
Acara syukuran bersih desa ini juga dihadiri oleh Brigjen TNI Dendi Suryadi, yang turut menyampaikan rasa simpatinya terhadap warga Desa Jawa Baru, Dendi dalam sambutannya mengapresiasi upaya warga dalam menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keragaman suku dan budaya yang ada.
“Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan rasa kagum saya kepada semua warga yang ada di Dusun Jawa Baru, di tengah Kabupaten Kutai Kartanegara, tanah di mana awal sejarah Nusantara dimulai. Masyarakat di sini telah menciptakan rasa aman selama 68 tahun,” Jelasnya.
Tema acara tahun ini, “Tansah Nyawiji Nggayuh Lestari”, yang berarti “Selalu Bersatu Meraih Kelangsungan Hidup dalam Menggapai Cita-Cita”, mencerminkan pentingnya melestarikan tradisi dan menjaga kebersamaan di tengah masyarakat.