SAMARINDA,nusantaranews.info – Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Timur melaksanakan Yudisium ke-4 di Kampus 2, Gedung Dr KH Idham Kholid. Acara yang dimulai pukul 10.10 WITA ini diikuti oleh 106 wisudawan dan wisudawati dari sembilan program studi, yaitu Farmasi, Ilmu Komunikasi, Teknik Industri, Akuntansi, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Teknik Informatika, Hubungan Internasional, Teknik Arsitektur, dan Teknologi Industri Pertanian, Senin ( 29/7/2024).
Hadir dalam acara tersebut beberapa pendiri universitas, di antaranya Dr.H. Farid Wadjdy, Sahari Jaang, serta Prof. Dr. Zein Heflin Frinces. Selain itu, turut hadir Wakil Rektor 1 Prof. Dr. Hamdani, Ketua Tanfidziyah PWNU Kaltim H. Fauzi Bakar, serta perwakilan dari berbagai organisasi, termasuk Pengurus PWNU, Yayasan Masjid Raya Almahsyar, Banom PWNU, dan Lembaga Perekonomian PWNU Kaltim.
Dalam sambutannya, Saharie Jaang menyampaikan ucapan selamat kepada para peserta yudisium. Ia menekankan pentingnya terus belajar, terutama dalam bidang IT dan bahasa, mengingat kemajuan teknologi internasional yang memerlukan keterampilan tersebut.
“Selamat kepada yudisium keempat UNU. Apa yang kita saksikan hari ini adalah awal dari perjalanan akademik yang belum cukup. Mahasiswa harus terus belajar, terutama IT dan bahasa, karena kemajuan teknologi internasional menuntut keterampilan ini,” ujarnya.
Rektor UNU Kaltim, Dr. H. Farid Wadjdy, M.Pd., menyatakan bahwa yudisium kali ini adalah yang keempat dalam sejarah universitas. Ia mengumumkan bahwa 106 mahasiswa telah lulus dan wisuda ketiga akan dilaksanakan pada 28 Oktober 2024, menambah total lulusan menjadi sekitar 200 orang.
“Hari ini kita yudisium 106 mahasiswa menjadi sarjana UNU Kaltim. Pada 28 Oktober 2024, kita akan melaksanakan wisuda ketiga sehingga total lulusan dari angkatan sebelumnya akan mencapai sekitar 200 orang. Kami berharap lulusan ini dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia,” jelas Farid.
Farid juga menekankan pentingnya mahasiswa UNU Kaltim untuk tidak hanya mencari pekerjaan sebagai ASN, tetapi juga menciptakan lapangan kerja sendiri guna menumbuhkan perekonomian dan membantu pemerintah.
“Kami mendorong lulusan UNU Kaltim untuk tidak hanya mengejar pekerjaan sebagai ASN, tetapi juga menciptakan lapangan kerja sendiri. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian kita dan membantu pemerintah,” tambahnya.
Prof. Dr. Zein Heflin Frinces menyoroti persaingan di Kalimantan Timur yang semakin ketat dengan adanya Ibu Kota Negara (IKN). Ia mengingatkan bahwa persaingan tidak hanya melibatkan pekerja lokal, tetapi juga nasional dan internasional.
“Persaingan di Kaltim akan semakin ketat dengan adanya IKN. Banyak orang akan datang ke Kaltim, dan persaingan akan mencakup pekerjaan dan usaha, baik sebagai PNS, bekerja di organisasi, maupun berwirausaha. Untuk memenangkan persaingan, seseorang harus memiliki keterampilan dan keahlian, semangat kewirausahaan, kemampuan berpikir, kreativitas, dan inovasi,” katanya.
Menurut Zein, pendidikan formal saja tidak cukup. Pengalaman, membaca, dan pelatihan juga penting. Selain itu, kemampuan memproduksi barang dan jasa serta kemampuan berbahasa, baik bahasa asing maupun bahasa daerah, sangat diperlukan.
“Teknologi dan kemampuan berbahasa adalah kunci. Kaltim akan menjadi kota internasional, sehingga kemampuan berbahasa sangat penting untuk komunikasi,” pungkasnya.
Dengan digelarnya Yudisium ke-4 ini, UNU Kaltim berharap dapat terus melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dan siap berkontribusi dalam pembangunan daerah maupun nasional.