SAMARINDA,nusantaranews.info – Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT) Kalimantan Timur menjadi salah satu sorotan dalam Festival Budaya dan Kuliner yang digelar oleh Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM) Kaltim di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Sabtu (18/1/2025).
Dengan membawa misi pelestarian budaya, FKPTT Kaltim menghadirkan keunikan adat dan kuliner khas Timor-Timur yang memikat para pengunjung.
Ketua DPW FKPTT Kaltim, Peter Da Costa Bria, menyampaikan dukungannya terhadap pelaksanaan festival tersebut. Menurutnya, acara ini menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan melalui pelestarian budaya.
“Kami sangat mengapresiasi pelantikan DPW IKM Kaltim periode 2024-2029. Harapan kami, kerja sama antara FKPTT dan IKM akan terus terjalin dalam memperkuat keberagaman budaya nusantara,” ungkap Peter.
Pameran Pakaian Adat dan Produk Tradisional
Salah satu daya tarik FKPTT dalam festival ini adalah stand budaya yang memamerkan pakaian adat Timor-Timur, termasuk kain tais yang menjadi simbol identitas masyarakat Timor. Ketua Biro Pemberdayaan Perempuan dan Anak FKPTT Kaltim, Albina da Cruz, menjelaskan secara detail makna di balik pakaian adat tersebut.
“Pakaian adat pria & wanita Timor Timur terdiri dari beberapa elemen, seperti Kaebauk (mahkota), mortel (kalung), belak (hiasan kalung), keke (gelang), tais feto & tais mane (kain pria & wanita), dan selendang. Semua ini mencerminkan keindahan dan filosofi budaya kami,” jelas Albina.
Selain itu, stand FKPTT juga menampilkan berbagai produk khas lainnya, seperti set sarung bantal dan taplak dari tenun Timor, serta pakaian modern berbahan kain tradisional. Harga yang ditawarkan cukup bervariasi, mulai dari Rp 200.000 untuk outer hingga Rp 400.000 untuk kain tais berkualitas tinggi.
Kuliner Khas Timor-Timur yang Menggugah Selera
FKPTT Kaltim juga memanjakan pengunjung dengan kuliner autentik, seperti kopi Timor yang memiliki cita rasa khas, nasi sehat beefi, dan berbagai jajanan tradisional. Kopi Timor dalam kemasan 50 gram dijual seharga Rp 25.000, sedangkan nasi beefi ditawarkan dengan harga Rp 30.000.
“Kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa budaya Timor-Timur tidak hanya kaya akan seni dan tradisi, tetapi juga memiliki cita rasa kuliner yang unik,” tambah Peter.
Komitmen FKPTT dalam Melestarikan Budaya
Partisipasi FKPTT dalam festival ini menjadi bukti nyata komitmen organisasi tersebut untuk menjaga dan melestarikan budaya Timor-Timur di Kalimantan Timur. Menurut Peter, acara seperti ini penting untuk memperkuat identitas budaya di tengah arus modernisasi.
“Budaya adalah akar dari persatuan. Dengan melestarikannya, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkokoh rasa kebersamaan di Bumi Etam,” tutupnya.
Festival ini diharapkan menjadi inspirasi bagi berbagai organisasi budaya lainnya untuk terus memperkenalkan kekayaan warisan budaya Indonesia di kancah lokal maupun nasional.
Acara tersebut juga mendapat dukungan penuh dari berbagai komunitas dan organisasi se daratan Pulau Timor yakni; Kerukunan Keluarga Besar Timtim, Kerukunan Keluarga Besar Kuan Kefa, dan Artavindo Musica, yang turut hadir untuk mempererat silaturahmi serta memberikan dukungan kepada Forum Komunikasi Pejuang Timor Timur (FKPTT) Kaltim.