SAMARINDA.nusantaranews.info–Anggota DPRD Kalimantan Timur, Selamet Ari Wibowo, menyambut positif program insentif yang digagas oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bagi generasi millenial yang tertarik untuk terjun ke sektor pertanian. Program ini menawarkan gaji minimal Rp 10 juta per bulan, sebuah tawaran menarik bagi anak muda yang ingin berkarir di bidang pertanian, dan mendapatkan perhatian khusus dari Selamet.
“Ini adalah langkah yang baik, tetapi kita perlu memastikan agar program ini dapat diterapkan dengan efektif di daerah, khususnya di Kalimantan Timur,” ujar Selamet, Jumat (22/11/24).
Di tengah antusiasme tersebut, Selamet juga mengingatkan bahwa reformasi sektor pangan harus hati-hati, mengingat ketergantungan Indonesia yang tinggi pada impor pangan. Menurutnya, meskipun program insentif ini sangat relevan untuk memperkuat ketahanan pangan domestik, Indonesia perlu mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan yang selama ini sering menjadi pilihan pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan.
“Ketergantungan pada impor pangan harus mulai dikurangi. Salah satu caranya adalah dengan memungkinkan harga pangan domestik, seperti gabah, untuk meningkat sementara waktu,” jelas Selamet.
Selamet menambahkan, meskipun harga pangan yang lebih tinggi dapat memicu kekhawatiran awal, ia berpendapat bahwa kenaikan harga sementara akan mendorong lebih banyak petani untuk bertani, yang akhirnya akan menurunkan harga pangan dalam jangka panjang dan mencapai surplus produksi.
“Ini adalah langkah berisiko, tetapi untuk mencapainya, pemerintah harus memiliki keberanian untuk mendorong perubahan besar dalam sektor pangan kita,” lanjutnya.
Dengan adanya kebijakan yang lebih berani dan berbasis pada pemberdayaan petani lokal, Selamet berharap bahwa sektor pertanian di Kalimantan Timur akan mengalami perkembangan yang signifikan. Ia yakin hal ini akan memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional, sekaligus memperkuat perekonomian daerah.
“Langkah-langkah yang tepat dan keputusan yang berani akan mengarah pada ketahanan pangan yang lebih mandiri, yang pada gilirannya akan memperkuat sektor pertanian kita di tingkat nasional,” tutup Selamet.