DHARMASRAYA.nusantaranews.info-Indonesia tengah menghadapi krisis budaya membaca. Keprihatinan ini mendorong Dr. Amar Salahuddin, M.Pd., seorang dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Dharmas Indonesia (Undhari), untuk berkontribusi dalam mengatasi masalah ini. Ia mengubah rumah pribadinya menjadi rumah baca bernama “Marenda,” yang menyediakan fasilitas belajar, pelatihan menulis, dan tempat berjejaring secara gratis.
Rumah Baca Marenda terletak di Nagari Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia tergolong rendah, dengan indeks literasi hanya 0,0001. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu yang rajin membaca.
Hasil riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 juga menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara dalam hal minat baca.
Dr. Amar menyatakan bahwa kehadiran Rumah Baca Marenda ini didorong oleh keprihatinannya terhadap rendahnya literasi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Dharmasraya.
“Saya berharap ke depannya, rumah baca Marenda ini bisa menjadi akses bagi siswa dan mahasiswa untuk belajar dan berjejaring. Tentu, kami akan terus menambah fasilitas sesuai kebutuhan mereka,” terangnya pada Minggu 13/10/2024.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dharmasraya, Bobby Perdana Riza, mengakui bahwa krisis literasi di Indonesia adalah masalah nyata. “Saya berharap gerakan komunitas pegiat literasi melalui Rumah Baca Marenda ini dapat memicu terbentuknya rumah baca lain di nagari-nagari, khususnya di Kabupaten Dharmasraya,” ungkapnya saat mengunjungi Rumah Baca Marenda.
Saat ini, Rumah Baca Marenda telah menerima bantuan sebanyak 1.000 buku bacaan dari Perpustakaan Nasional. Masyarakat dan pelajar di Kabupaten Dharmasraya dapat mengakses, belajar, serta meminjam buku secara gratis di sini. Diharapkan, kolaborasi antara pemerintah dan berbagai organisasi bisa semakin menggiatkan kampanye budaya literasi di lingkungan masing-masing.
Dengan langkah ini, diharapkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya membaca dan literasi dapat meningkat, sehingga generasi mendatang lebih siap menghadapi tantangan global.