SAMARINDA.nusantaranews.info–Debat publik Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur 2024 yang digelar KPU pada Rabu malam, 23 Oktober, di Gedung Plenary GOR Kadrie Oening menuai kontroversi. Gaya komunikasi Isran Noor, calon gubernur petahana, menjadi sorotan publik dan dinilai mengabaikan etika debat.
Gaya santai Isran Noor yang dianggap merendahkan lawan politiknya, pasangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji, memicu kritikan tajam. Pernyataan dan sikapnya di panggung debat dinilai tidak sesuai dengan suasana formal dan mengabaikan esensi debat sebagai ajang penyampaian gagasan, visi, dan misi.
Perkataan Isran Noor viral di media sosial. Banyak warganet dan pengamat politik menilai caranya menyampaikan argumen tidak selaras dengan tata tertib dan etika yang diharapkan.
Sepanjang acara, Hadi Mulyadi, calon wakil gubernur nomor urut 1, berulang kali menekankan pentingnya mematuhi aturan. Namun, Isran Noor justru terlihat membawa handphone ke podium debat, yang melanggar poin nomor 7 tata tertib.
Sesuai aturan, peserta hanya diperbolehkan membawa alat tulis dan catatan, tanpa handphone atau alat komunikasi lainnya. Menanggapi hal tersebut, tim media Nusantaranews mendatangi Kantor Bawaslu Kaltim pada Kamis, 24 Oktober 2024, untuk mengklarifikasi permasalahan tersebut.
Ketua Bawaslu Kaltim, Hari Dermanto, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengkaji potensi pelanggaran yang menjadi perhatian publik. Ia menekankan pentingnya profesionalisme dalam penyampaian visi-misi, mengingat debat adalah ajang formal di mana setiap peserta wajib mematuhi tata tertib yang ditetapkan.
Hari juga menambahkan bahwa Bawaslu akan menyiapkan evaluasi kepada KPU sebagai dasar perbaikan ke depan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
